Gelar RAKOR, Basarnas Banda Aceh Bahas Penanganan Kecelakaan Kapal Penyeberangan di Selat Benggala bersama 49 Potensi SAR

Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Banda Aceh gelar Rapat Koordinasi SAR Daerah (Rakorsarda) Tahun 2023 dalam rangka membahas penyusunan Rencana Kontingensi (Renkon) Kecelakaan Kapal Penyebrangan di Selat Benggala Aceh bersama 49 unsur Potensi SAR dari berbagai Instansi/lembaga/organisasi, yang berlangsung di Hotel Grand Permata Hati Ulee Lheue Banda Aceh, Kamis (23/11).


Sebanyak 56 peserta dari berbagai unsur SAR akan mengikuti penyusunan Renkon guna menghasilkan sebuah produk kontigensi atau satu pedoman juknis tentang pelaksanaan penanganan operasi kecelakaan kapal di perairan Selat Benggala Provinsi Aceh.

Kegiatan ini akan digelar selama dua hari, kamis dan Jumat, 23 s.d 24 November 2023. Puncak Rakorsarda akan dilakukan pada Jum’at, dan dihadiri langsung oleh Direktur Operasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Brigadir Jenderal TNI (Mar) Edy Prakoso, dalam rangka penandatanganan kesepakatan bersama terkait hasil Renkon yang telah dihasilkan pada hari ini.

Kepala Kantor Basarnas Banda Aceh Al Hussain mengatakan, perairan Selat Benggala Aceh diapit oleh dua jalur perairan yaitu Selat Malaka dan Samudera Hindia, namun selama ini Provinsi Aceh jarang terjadi bencana yang besar untuk kecelakaan di perairan.

“Selama ini Aceh jarang terjadi bencana besar untuk kecelakaan di perairan, tapi peluang kejadian atau potensi terjadinya kecelakaan itu ada dan sudah pernah terjadi. Seperti yang pernah terjadi pada pada tahun 1996 yaitu kecelakaan KMP Gurita, kemudian juga jatuhnya pesawat terbang jenis Nomad milik Angkatan Laut pada tahun 2007 di Perairan Sabang, serta kejadian terbaru yaitu pendaratan pengunsi Rohingya di Perairan Aceh beberapa waktu yang lalu dan tidak menutup kemungkinan kapal mereka mengalami kecelakaan,” ungkapnya.

Al Hussain menambahkan, Renkon ini merupakan sarana untuk menyamakan persepsi, pola tindak untuk satu komando dalam pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan khususnya kecelakaan kapal.

“Kegiatan ini akan menghasilkan sebuah pembahasan yang penting, tentang siapa berbuat apa, bagaimana sistemnya. Maka dari itu, sangatlah penting kita menyusun sebuah rencana kontingensi, kalau seandainya kejadian tersebut terjadi kita sudah siap,” ucapnya.

Al Hussain berharap penyusunan kontingensi ini dapat melahirkan suatu prosedur yang nantinya bisa digunakan bersama pada saat terjadinya kecelakaan kapal/ musibah di perairan.

“Saya berharap kita dapat menciptakan sebuah rencana kontingensi yang cukup baik, yang cukup  bagus dan bisa dipergunakan kalau seandainya terjadi musibah atau kecelakaan di Selat Benggala. Mudah-mudahan kita serius, walaupun waktu kita tidak banyak,” tutupnya.

Kegiatan pembukaan tersebut dilanjutkan dengan pemberian materi paparan oleh Direktorat Operasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan dan 4 Narasumber lainnya yang berasal dari LANAL Sabang, Ditpolairud Polda Aceh, KSOP Malahayati Banda Aceh dan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Blang Bintang.

Selanjutnya kegiatan inti pada Renkon hari ini yaitu pembahasan Draft Renkon Kecelakaan Kapal Penyeberangan di Selat Benggala Provinsi Aceh yang dipimpin langsung oleh Kasi Operasi Basarnas Banda Aceh Muhammud Fathur Rachman.

Adapun draft Renkon tersebut membahas tentang bagaimana cara bertindak pada saat keadaan darurat, hingga tahap penyelenggaraan operasi SAR.

Selain itu pada kegiatan ini juga  mengumpulkan sejumlah informasi serta kesiapan potensi SAR dari berbagai unsur SAR yang diundang.

Informasi tersebut meliputi sumber daya yang dimiliki instansi atau organisasi yang memiliki potensi pencarian dan pertolongan berupa peralatan maupun jumlah personel yang bisa diturunkan untuk membantu penanganan penyelamatan.