Dua peziarah dilaporkan hilang saat melakukan ziarah ke Makam Syaikh Hamzah Al Fansuri, yang terletak di bukit hutan Ujung Pancu Desa Lampageu Kec. Peukan Bada Kab. Aceh Besar

Dua peziarah dilaporkan hilang saat melakukan ziarah ke Makam Syaikh Hamzah Al Fansuri, yang terletak di bukit hutan Ujung Pancu Desa Lampageu Kec. Peukan Bada Kab. Aceh Besar.

Berdasarkan informasi kedua pemuda tersebut melakukan ziarah pada Selasa (14/11) sekitar pukul 16.00 WIB.

Upaya pencarian dilakukan Basarnas Banda Aceh setelah mendapatkan informasi dari pemilik warung a.n Milo, pada Rabu (15/11).

Milo menyebutkan bahwa peziarah tersebut sempat menitipkan sepeda motor saat hendak berziarah, namun hingga keesokan harinya mereka belum kembali dan mengambil sepeda motor itu.

Tim rescue Basarnas Banda Aceh sempat menghentikan pencarian, karna kondisi hari yang sudah gelap.

Memasuki hari kedua, tim rescue Basarnas Banda Aceh mendapatkan informasi dari masyarakat terkait penemuan jejak korban berupa Jaket warna Merah, Tas Ransel Warna Hijau dan Bungkus Mie Instan pada titik koordinat 05°34'07.39"N - 095°14*11.82" E.

Tim melanjutkan pencarian dengan menggunakan teknik ESAR, penyisiran secara paralel ke arah Barat daya dari lokasi kejadian.

Pada pukul 09.55 WIB, kedua korban berhasil ditemukan dalam keadaan selamat.

Adapun korban a.n Giani Jamal (L/38), warga Desa Ulee Lheue, ditemukan dalam keadaan lemas serta luka lecet pada bagian tangan kanan. Sedangkan korban lainnya, Farhan Bagas (L/28), warga Lingke mengalami patah tulang kaki sebelah kanan akibat diserang satwa liar.

Keduanya dievakuasi menuju posko untuk selanjutnya dibawa menggunakan Ambulance milik PMI ke Rumah Sakit Meuraxa untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

Operasi Pencarian ini adalah simulasi yang merupakan rangkaian kegiatan Latihan SAR Satuan Gunung dan Hutan yang telah dilaksanakan selama 3 (tiga) hari mulai tanggal 14 s.d 16 November 2023.

Kepala Kantor Basarnas Banda Aceh Al Hussain, saat penutupan kegiatan menyebutkan bahwa latihan ini dapat meningkatkan keprofesionalan para personel saat melakukan operasi SAR.

“Latihan ini disimulasikan seperti kejadian sebenarnya, dibuat sebisa mungkin mirip seperti kejadian real dilapangan. Tidak menutup kemungkinan bahwa kejadian sebenarnya bisa jadi lebih sulit dari yang kita alami saat latihan selama ini,” ungkapnya.

“Melalui kegiatan latihan inilah kita meningkatkan dan menguji dari segi kemampuan, peralatan yang kita gunakan, serta SOP yang kita laksanakan sudah relevan atau belum. Jika tidak, ya kita harus evaluasi kembali,” tutup Al Hussain.