kegiatan Pembinaan Potensi SAR Community Tahun 2023 tentang Medical First Responder (MFR) yang akan dilaksanakan selama dua hari, Selasa dan Rabu, 21 s.d 22 November 2023, di Aula Gedung Rumoh PMI Banda Aceh.

Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Banda Aceh melaksanakan kegiatan Pembinaan Potensi SAR Community Tahun 2023 tentang Medical First Responder (MFR) yang akan dilaksanakan selama dua hari, Selasa dan Rabu, 21 s.d 22 November 2023, di Aula Gedung Rumoh PMI Banda Aceh.

Kegiatan yang diikuti oleh 75 peserta dari Organisasi Potensi Pencarian dan Pertolongan di wilayah kerja Kantor Basarnas Banda Aceh ini, dibuka secara resmi oleh Pj. Wali Kota Banda Aceh yang diwakili oleh Staf Ahli Wali Kota Banda Aceh Islamda, didampingi oleh Kepala Kantor Basarnas Banda Aceh Al Hussain, Kepala Seksi Sumber Daya Pencarian dan Pertolongan Eko Suprianto, Kepala Seksi Operasi dan Siaga Pencarian dan Pertolongan Muhammad Fathur Rachman serta Observer dari Direktorat Bina Potensi Basarnas Irwanda.


Turut hadir sebagai tamu undangan yang berasal dari BPBA Provinsi Aceh, BPBD Kota Banda Aceh, Damkar Kota Banda Aceh dan Ketua Pramuka Kwartir Banda Aceh.

Kepala Kantor Basarnas Banda Aceh Al Hussain, dalam sambutannya menyebutkan, masyarakat merupakan ujung tombak dalam menghadapi keadaan darurat, sehingga pencarian dan pertolongan bukan hanya tugas dari satu instansi/lembaga saja, melainkan tugas dan tanggung jawab bersama.

"Search and Rescue atau pencarian dan pertolongan bukan hanya tugas dari satu instansi/lembaga atau organisasi saja. Pencarian dan pertolongan merupakan tanggung jawab kita bersama dan yang ada di ujung tombak, itu adalah kita sebagai masyarakat.”


Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) bertanggung jawab langsung kepada Pemerintah untuk melakukan pembinaan potensi pencarian dan pertolongan.

SAR Community merupakan salah satu program Direktorat Bina Potensi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan tahun 2023 yang bermaksud untuk memberikan pemahaman dasar pencarian dan pertolongan kepada anggota komunitas guna meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi keadaan darurat sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang mampu mendukung kegiatan operasi pencarian dan pertolongan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Basarnas. 


Al Hussain menambahkan, MFR merupakan inti dari kegiatan pencarian dan pertolongan dan merupakan salah satu pelajaran pertama bagi petugas search and rescue. 

"Pelajaran pertama bagi search and rescue adalah MFR, kalau bahasa awamnya yaitu P3K atau pertolongan pertama pada kecelakaan. Saat kegiatan pencarian dan pertolongan, MFR merupakan inti dari kegiatan tersebut," ungkapnya.

Kegiatan memasyarakatkan ilmu SAR ini memberikan kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan wawasan yang dapat memperkaya pengalaman dalam memberikan bantuan saat terjadi bencana.

"Pada Kegiatan pelatihan ini nantinya kita akan mempelajari bagaimana cara dalam menyelamatkan korban jiwa, cara menghadapi orang yang henti nafas, kemudian penanganan korban tenggelam itu seperti apa? Apakah dengan membalikkan tubuh korban kebawah seperti yang sering kita temui saat masyarakat menangani korban tenggelam? Nah harapannya melalui kegiatan ini, para peserta nantinya akan  memiliki pemahaman dan keterampilan dasar dalam pertolongan sehingga dapat melakukan pertolongan pertama pada saat keadaan darurat," tutupnya.

Sementara itu, Wali Kota Banda Aceh diwakili oleh Staf Ahli Wali Kota Banda Aceh memberikan apresiasi kepada Basarnas atas terselenggaranya acara ini. kegiatan ini merupakan langkah penting dalam membangun kekuatan dan kesiapan dalam mengahadapi berbagai situasi darurat di Aceh, khususnya Banda Aceh dan sekitarnya.


"dalam menghadapi masa depan, saya ingin mengajak kita semua untuk terus meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam bidang medical first responder. Tingkatkan kolaborasi antar dengan pihak pihak terkait seperti rumah sakit, puskesmas, dan lembaga medis lainnya. untuk memperkuat jaringan dan sinergi dalam memberikan layanan kesehatan yang cepat dan effektif," ungkapnya.


Menurutnya, dalam situasi darurat waktu merupakan faktor krusial yang dapat menentukan nyawa seseorang. oleh karena itu, memiliki tim yang terlatih dan siap siaga dalam memberikan pertolongan medis awal sangatlah penting. selain itu, memberikan pertolongan akan berjalan dengan efektif apabila penolong selalu mengutamakan keselamatan serta mematuhi protokol yang telah ditetapkan.